ANAK DAN SAINS
Pendidikan sains
sejak dini sangat penting di laksananakan mengingat pengembangan pembelajaran
sains menjadikan anak berada pada suatu pembentukan karakter yang lebih
manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus berkembang didunianya dan dilingkungannya,
maksudnya adalah sifat-sifat sains yang empiris, obyektif, logis, dan ilmiah
akan member nilai yang sangat berharga bagi anak untuk dapat menjadi pribadi
yang memiliki rasional dan dapat mengendalikan diri secara lebih jujur, terbuka
serta berpegang pada realitas yang ada.
Dan jika Pengembangan pembelajaran
sains pada anak yang dikembangkan dengan beik atau kondusif akan memberikan
nilai belajar yang tinggi, dan kemampuan guru dan sekolah dalam memfasilitasi
pengembangan pembelajaran sains pada anak jugu memberikan sumbangan berarti
terhadap pengembangan kreatifitas anak, kemampuan berpikir kritis, kemmpuan
dalam mengaktualisasi diri dan menyiapkan anak dalam mengisi kehidupannya,
semakin luas dan dalam seseorang mempelajari sains ia akan merasa semakin kecil
sebagai makhluk bila di banding Tuhan. Nilai lainnya dari sains pemahaman akan
sains berkorelasi dengan pengikatan kesadaran religius seseorang. Dan, dengan
proses pengambangan pembelajaran sains yang tepat pada anak, maka anak akan
dibiasakan menjadi sosok yang jujur dan tidak mudah berprasangka, menjadi
pribadi yang gigih dan teguh dalam mengghadapi kesulitan, bahkan dapat
menumbuhkan nilai religius, yaitu bersyukur dan memuliakannya,Dengan mempelajari
sains anak akan banyak menemui hal-hal baru yang menakjubkan. Seperti
pembelajaran alam dan jagad raya. Alam dan jagad raya itu terdiri dari
planet-planet, bulan, bintang dsb. Yang semuanya itu adala ciptaan allah SWT.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika
anak sejak dini telah diperkenalkan dengan sains. Sains melatih anak
bereksperimen dengan melaksanakan beberapa percobaan, memperkaya wawasan anak
untuk selalu ingin mencoba dan mencoba. Sehingga sains dapat mengarahkan dan
mendorong anak menjadi seorang yang kreatif dan penuh inisiatif.
Tugas guru yang
terpenting dalam pembelajaran sains adalah menyediakan lingkungan belajar yang
menyenangkan,bermakna, menyentuh dan para guru juga dituntut untuk dapat
kreatif membuat dan menciptakan berbagai metode baru yang sesuai dengan kebutuhan
anak,sehingga dapat menumbuhkembangkan afeksi anak secara positif
CARA ANAK
MEMPELAJARI SAINS
Secara umum pemahaman
perkembangan dan karakteritik anak secara memadai akan dapat mengptimalkan
kegiatan-kegiatan sains yang di laksanakan, yaitu kegiatan yang terkendali,
optimal dan kondusif bagi pembelajaran. Tentu akan berbeda dengan situasi
pembelajaran yang tidak didasarkan atas perkembangan karakteristik anak,
keadaan nya tidak jelas, tergetnya tidak optimal, tidak terkendali dan potensi
anak tidak tergali secara baik, bahkan pada kasus tertentu menakutkan anak.
A. SIAPAKAH ANAK ITU
Pandang
sebagian orang, terutama para ahli tentang anak, cenderung berubah dari
waktu ke
waktu serta berbeda satu sama lain, karena mereka dalam merefleksikan anak
cenderung menyesuaikan dengan pengalaman dan pemahaman masing-masing, tetapi
sebagai umat beragama tentu yakin , bahwa hakekat anak sesungguh nya hanya di
ketahui oleh tuhan
Tinjauan para ahli dapat di gambar kan sebagai berikut :
a. Tinjauan
anak berdasar kan dimensi usia kronologis
Anak usia
dini yang di lihat darisisi usia kronologis, yaitu anak usia dini adalah anak
dengan usia di bawah 8 tahun
b. Tinjauan
anak berdasar sudut pandang filosofis
Anak
adalah makhluk atau ndividu yang memiliki potensi=potensi yang baik, dimana
dengan potensi yang di milikinya itu anak berkembang melalui kegiatan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
c. Tinjauan
anak berdasarkan karakteristik perkembangannya
Karakteristik
perkembangan terdiri dari:
-
Perkembangan fisik
-
Perkembangan motorik
-
Perkembangan bicara
-
Perkembangan emosi
-
Perkembangan sosial
-
Perkembangan bermain
-
Perkembangan kreativitas
-
Perkembangan pengertian
-
perkembangan moral
-
perkembangan peran seks
-
perkembangan kepribadian
B. HAKEKAT BELAJAR
a. Konsep belajar
Secara
tradisional elajar di artikan sebagai penambahan dan pengumpulan pengetahuan,
jadi tekanannya pada intelektual, tetapi pendapat modern, belajar di
definisikan sebagai perubahan kelakuan, lebih menekankan pengetian belajar
sebagai suatu proses dimana organisma berubah perilakunya akibat suatu
pengalaman
Dimensi-dimensi
perubahan yang terjadi, di antaranya :
1.
Kepribadian
Yaitu dengan memiliki pola respon dan tingkah laku
baru
2.
Perilaku aktual maupun potenial
Yaitu kemampuan melakukan kegiatan nyata maupun
yang besifat tidak nyata
3.
Kecakapan/keterampilan dalam bertindak
Yaitu kemampuan yang terkait dengan penggunaan
motorik (kasar maupun halus)
4.
Sikap dan kebiasaan
Penerapan nilai-nilai keidupan dalam perilaku
swhari-hari
5.
Pengetahuan dan pemahaman
Yaitu berupa penguasaan konsep, prinsip maupun
teori
Dapat di pertegas kan bahwa
belajar adalah merupakan perubahan yang terjadi akibat usaha aktif, bukan
pasif, belajar merupakan kegiatan berusaha, berfikir dan kegiatan memilih atau
menentukan untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang di
harapkan
b. Bentuk-bentuk belajar
Banyak ahli yang mengkaji
tentang bentuk-bentuk belajar, tetapi secara umum, terdapat 6 bentuk dasar
perbuatan belajar yaitu :
1. Mendengarkan
Bentuk
belajar atau perubahan perilaku yang di dasar kan atas tindakan mendengarkan,
terdapat 2 perilaku mendasar dalam kegiatan belajar mendengarkan ini yaitu :
-
Subjek belajar betul-betul memperbaiki kemampuan
dan kepekaan cara-cara mendengarkan atau menyimak informasiyang masuk melalui
pendengaran.
-
Pembelajar memperoleh daar-dasar perubahan tingkah
laku melalui pendengarannya dapat berupa fakta, konep atau teori
2. Memandang
atau melihat
Bentuk
belajar memandang memiliki dimensi yang terbuka, pertama arah belajar lebih di
tekankan pada fungi indera,belajar memandang merupakan bagian dari memperbaiki
perilaku dalam memanfaatkan mata sebagai alat penerima pengalaman belajar
melalui visual
3. Membau
atau mencium
Bentuk
belajar dan perolehan pengalaman belajar melalui membaui atau mencium, bentuk
belajar ini juga akan berdampak pada terlatihnya indra pembau menjadi senitif
terhadap setiap rangsanagn yang hinggap dan menghampirinya, sehingg individu
dapat bereaksi cepat untuk menindak lanjutinya
.
4. Meraba
dan mencicipi
Dengan
meraba anak akan memperoleh pengalaman langsung dan sangat bermakna, bahkan
jenis belajar ini akan sangat efektif dalam memperbaiki persepsi ank terhadap
berbagai objek yang sedang di pelajari dan menarik perhatiannya.
5. Menghafal
Belajar
menghafal sangat di butuh kan, mengingat begitu banyaknya informasi, konsep,
teori dan fakta yang berada di sekitar anak. Untuk membantu megidentifikasinya,
setiap anak di perlukan memiliki kemampuan menghafal yang baik
6. Membaca
Belajar
melalui membaca, yaitu dengan menyerap informasi melalui bacaan yang berisi
informasi-informasi pengetahuan yang telah di kemas dan di sajikan secara
sistematis dalam bentuktulisan. Bentuk belajar membaca mempunyai dua dimensi
yaitu:
-
Membaca dalam artian mengubah perilaku melalui
informasi yang di peroleh melaluibacaannya
-
Membaca dalam artian mengubah perilaku untuk
teampil membaca secara praktis
c.
Prinsip-prinsip
belajar
Prinsip adalah azas atau
kebenran-kebenaran yang menjadi pook daar dalam berfikir dan bertindak.
Di antar hal-hal prinsip dalam
belajar yang harus di pegang teguh menurut witherington dan ausuble dalah
sebagai berikut :
1. Belajar
akan berhail apabila ank melihatvtujuan dan tujuan itu lahir dari dan dekat
dengan kehidupan anak
2. Kegiatan
belajar hendaklah dapat merangsang seluruh aspek perkembangan anak, baik
jasmani, rohani maupun emosional
3. Lingkungan
belajar yang di ciptakan hendaklah bermakna dan mengandung arti bagi anak
sehingga membentukpola kelakuanyang berguna bagi keidupan anak
4. Bantuan
belajar yang di berikan adalah yang menunjang efektifitas dan efisiensi belajar
anak dan di lakukan secara wajar
5. Adanya
upaya pengintegrasian pengalaman belajar sebelumnya denagn pengalaman baru
sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman yang utuh, tidak mudah lepas atau
hilang
6. Penyajian
belajar hendaklah suatu keseluruhan harus lebih dulu di munculkan kemudian baru
menuju sesuatu yang lebih spesifik
7. Belajar
selalu di mulai dengan suatu masalah dan berlangsung sebagai usaha untuk
memecahkan masalah itu
8. Belajar
itu berhasil bila di sadari telah di temukan clue (kunci) atau hubungan di
antara unsur-unsur dalam masalah itu, sehingga di peroleh insight atau wawasan
dan pemahaman.
9. Belajar
berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang kompleks, bergerak dari
yang dekat dengan anak hingga yang jauh, serta dari yang konkrit menuju abstrak
Semua prinsip belajar tersebut
sangat di anjurkan di pahami oleh setiap guru sains, karena akan sangat
membantu dalam mengemas dan menciptakan
pembelajaran sains yang bermakna dan fungsional bagi anak
2 komentar:
HAE BOLEH KNALAN GAK?
pedekate ga disini juga kali,
Posting Komentar